Senin, 25 April 2016

Debat Agama

Setelah sebelumnya saya posting soal jualan agama, saya ternyata ketemu solusinya yaitu cukup di "hide" saja or pilih opsi "saya tidak ingin melihat iklan dari xxx" sudah aman, simpel ternyata :D.  Jadi tulisan kemarin hanya melampiaskan rasa speechless aja, pun juga yang kali ini, yg ga suka monggo dilewatin saja, hahaha...

Nah baru2 ini, seorang kawan SMU lama me like dan share satu hal yang cukup geli buat saya, yaitu tentang debat agama dari seorang tokoh agama (let's call him religious leader "RL"), dan dimana pihak yang kalah berdebat akan pindah ke agama RL, WTF!.   Terus terang saya tidak pernah buka linknya, karena dari judul sudah keliatan semua isinya rata rata tema seorang agama lain masuk ke agama RL karena kalah debat tsb.

Hmm, saya kok jadi speechless (lagi) ya, seorang RL mengadakan acara debat agama; apa segitu rendah nilai iman seseorang bisa diukur dari menang dan kalah dari satu debat agama? apakah RL ini merasa rawan atau parno bahwa agamanya akan punah sampai2 buat acara seperti itu? Apa si RL jangan2 meragukan agamanya sendiri sampai2 harus berbuat seperti itu? Apakah RL ini seorang "Dewa"? atau "Utusan" dari YME yang diberi mandat khusus? Dari mana dia bisa menentukan benar dan salah? sementara padahal ada juga kok tokoh agama dunia yang mendapatkan penghargaan dari karya nyatanya (SO MANY) & kebijaksanaan serta toleransinya.  Apakah RL debaters ini mempelajari buku sucinya hanya untuk menang debat? atau apakah yang mau dicapai memang itu, mencapai sebanyak mungkin pengikut? :D.  Yang paling penting, kapan dia mengkontemplasikan semua ajarannya dan menjalankan semua ajarannya dengan nyata kepada sesama manusia di sekitarnya?
Ingat ungkapan "Energy flows where attention goes?", dalam konteks ini hubungannya adalah kita akan selalu mendapatkan reason untuk sesuatu yang kita fokuskan, kalo si RL fokus ke kebenaran mutlak absolut akan kepercayaan yang dia anut, ya dia akan mendapatkan 1001 alasannya dan bahkan mengalaminya, kalo dia tidak suka dengan kepercayaan lain, pun dia akan menemukan 1001 kekurangan dari agama lain tersebut.
 
Kalau di novel Celestine prophecy, sepertinya ada diceritakan mengenai perebutan energi.  Manusia selalu ingin mencari aman dengan cara menguasai, berada di "atas".  dengan berada di atas dia akan merasa keberadaannya utuh dan aman menjalani hidup.  Caranya macam2, menguasai sumber daya, menguasai manusia, dan salah satunya melalui perdebatan.  Singkatnya, manusia ini berdebat, memenangkan argumen dan pada saat dia menang secara energi dia akan menarik energi orang yang kalah.  Orang yg kalah berdebat akan menjadi, lemah, lesu, tidak bersemangat, mudah diarahkan dan dikendalikan.  Biasanya model seperti ini disebut Vampire Energy.

Vampire energy gets his/her energy from other people

Selanjutnya disebutkan, sebenarnya ada salah satu cara agar kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap orang lain, dalam arti kita bisa merasakan kedamaian, kepenuhan tanpa menggangu orang lain, yaitu dengan selalu terhubung dengan Sumber Energi Ilahi.

 

Dengan terhubung Sumber Energi Ilahi ini, kita akan selalu merasa kuat, optimis, damai, bahagia tanpa merasa kawatir, kekurangan, ketakutan dan ketergantungan untuk mencaplok energi orang lain.  Sumber energi Ilahi ini mungkin dapat disebut juga Tuhan, Allah, Universe dll walaupun beberapa mainstream religion masih menolak anggapan ini dengan label yang simpel "New Age".  Walau yang dibilang New Age ini sebenarnya produk lama yang sudah ada di peradaban2 jauh lebih lama sebelum mainstream religion lahir dan  menguasai dunia sperti skg, dan sudah lumrah kalau sesuatu di luar mainstream cenderung disepelekan dan dianggap keliru. The message just, mind your own religion, dont disturb your neighbour, be kind, be generous, and DO IT.

Jadi ingat buku compassion Gede Prama, kalau kita masih memikirkan dualitas, baik jahat, benar salah, yang sesuai dengan saya benar yang tidak sesuai pasti salah, maka apapun termasuk agama bisa dijadikan alasan untuk perdebatan, kekerasan dan malah  buruknya terorisme.  Merasakan Tuhan itu sperti merasakan kasih sayang yang ada di dalam diri semua manusia, kalau manusia itu bisa melihat ke dalam (co. meditasi), lepas dari dualitas, tidak menendang kegelapan tapi memeluk kegelapan, karena kegelapanlah yang membuat cahaya semakin terang, dan tugas kita membawa cahaya tersebut.

Dan apa yang terjadi dengan teman lama SMU saya itu? maap guys, saya unfriend & juga untuk teman2 sejenisnya, so pathetic.

0 comments: