Kamis, 16 Oktober 2014

Pindah Agama

Kenapa Orang Pindah Agama? 

Post ini saya tulis setelah mengamati berbagai fenomena, yang, sebenarnya sudah lama terjadi dan saya amati di masyarakat kita.  Mungkin subyektif bagi setiap orang, tapi tidak apa, ambil saja yang cocok. 

Alkisah ada seorang yang awalnya katakan beragama A, lalu karena sesuatu hal dia pindah ke agama B, penyebabnya beragam, biasanya dan yang paling umum karena :
- pergaulan, lingkungan sekitar
- karena akan melaksanakan perkawinan,
- karena peristiwa tertentu (demi jabatan, demi kekuasaan, demi pekerjaan, demi aturan, demi menaikan pamor atau popularitas yang kian redup, demi mendapatkan perhatian dari masyarakat kembali...)
- atau moment spiritual yang membuat dia 'tercerahkan' (ini alasan paling bagus, jika berdasar niat tulus).
 
Ini tentu saja hak setiap orang, dan tidak ada yang salah disini selama untuk kebaikan orang tersebut, namun yang paling mengecewakan dan membuat kesal adalah adalah beberapa dari orang ini (tidak semua) lantas bercerita tentang keburukan dari ajaran agama si A,
- apa yang dia peroleh di agama A tidak seperti di agama barunya B,
- dalam kasus ekstrem malah ditemukan dia menghina dan memaki ajaran / orang dari agama A tersebut secara tersirat maupun tersurat dari setiap setiap kata/wawancara yang disampaikan.

Orang ini biasanya sangat diterima di komunitas barunya yakni agama B dan dia sangat disanjung di agama B ini (kebanyakan terjadi) dijadikan sumber inspirasi, diundang kesana kemari, apalagi jika orang ini ARTIS / Publik figur, orang akan bercerita tentang dia di internet, di radio, di tv, bahkan dia bisa langsung membuat buku, dan langsung dianggap suri tauladan tanpa melihat kualitas dari orang tersebut.

Bagaimana tidak, si pemeluk agama baru ini semakin merasa terbuai egonya dengan "penyambutan seperti ini". Dan dalam sekejap si pemeluk agama baru B ini merasa bak orang paling penting dan paling suci di jagat ini.

Memaknai perubahan dengan bijak

Sekarang kalau dibalik, ada tidak orang dari agama B yang kemudian menjadi pemeluk agama A?
ya, pasti ada,,dan dengan alasan dan cerita yang kurang lebih sama, dia melihat suatu pencerahan yang ada di dalam agama A.

Pada saat kita mendapatkan apa yang paling kita inginkan, rasa terpuaskan tersebut biasanya hanya sebentar, tahun depan, setelah kita terbiasa dalam keadaan baru tersebut, rasa puas pun semakin berkurang.  Yang paling penting adalah bagaimana kemampuan kita menjaga kualitas iman kita tanpa merendahkan manusia lain (toleransi).
 
Benang merah yang mau saya tarik adalah, ada suatu titik/tempat/rasa/..  tertentu dalam semua agama yang kita yakini dimana apabila kita sampai ke stage tersebut kita akan mendapatkan suatu 'rasa spiritual yang sangat tinggi', kedekatan dengan pencipta' atau apapun kalimat yang pantas mendeskripsikan rasa tersebut, sedangkan jika stage tersebut tidak tercapai mungkin dia akan terus belajar, atau mungkin mencoba pilihan (agama/metode spiritual) lain, atau malah mungkin tidak melakukan apapun, its all matter of choice

Sangat disayangkan jika pengalaman spiritual baru tersebut malah digunakan untuk menebar kebencian / berprasangka negatif untuk memuaskan ego manusia yang baru 'tercerahkan' tersebut,

Jadi pertanyaan selanjutnya, emang orang itu tercerahkan beneran ya? tapi kok ada sesuatu yang hilang, apakah itu? inilah jebakan spiritual dalam umat beragama sekarang ini : 
- menganggap agama baru paling sempurna dan melihat rendah pemeluk agama lain.
- merasa diri paling benar dengan keyakinan barunya dan semena-mena dengan pemeluk lain.
- memaksa orang lain untuk menerima doktrin barunya baik secara perlahan-lahan maupun terang-terangan.

Hati nurani manusia seperti ini semakin tertutup 'ego' dari agama barunya.

Berita ARTIS PINDAH AGAMA

Artis sebagai publik figur, paling mendapat sorotan dalam cerita ini.  Karena ketenarannya, media banyak memberitakan kepindahan tersebut, Namun sangat disayangkan media kita pun memberikan judul yang cenderung tak seimbang yang bisa kita lihat dengan jelas :
- Artis X resmi menjadi umat agama B, masyarakat : selamat dan syukur ya!.
- Artis Y terbirit-birit dikejar wartawan setelah keluar dari rumah ibadah agama A, masyarakat : lagian sih, cari masalah!

Terasa tak asing? ya, dan itulah situasi di Indonesia saat ini. 

Anehnya, berita semacam inilah yang mendapat ruang di pemberitaan hampir semua media nasional, karena sangat disukai, dan dari sinilah kita bisa memahami bahwa pendidikan moral di Indonesia memang semakin menurun dalam hal toleransi dan empati.

Mengamalkan ajaran agama dengan baik

Ingatlah bahwa kita tidak bisa memaksa semua orang harus mengikuti pandangan kita, tiap orang punya 'pelajaran' nya sendiri untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan ini.

Dengan segala karunia, berkah, hidayah, atau inspirasi baru yang diterima tersebut mari, wujudkan dalam tindakan nyata yaitu berbagi kebaikan bagi sesama, bukan hanya teori, karena teori bisa dibaca di buku dan di internet dan mudah dihapalkan untuk membuat kesan PINTAR/AHLI Beragama. 

Syukuri segala pengalaman baru tersebut dengan berbuat baik lebih banyak, belas kasih (compassion) kepada sesama, semakin toleransi, tetap positive thinking, yang pada akhirnya membawa kedamaian dalam hidup masyarakat, itulah nilai tambah positif yang sangat dibutuhkan manusia dewasa ini.

Orang yang dewasa secara rohani melihat PERSAMAAN dalam diri setiap MANUSIA, sebaliknya orang yang suka mencari dan mempermasalahkan Perbedaan biasanya sukar berkembang secara rohani.  

"Knowing others is wisdom, knowing yourself is Enlightment"  Lao Tzu 
 

0 comments: