Hi, kali ini aku ingin mereview sebuah film lama berjudul Hero, film ini pernah tayang di bioskop Indonesia sekitar tahun 1997-1998 an. Waktu itu aku nonton di Bioskop dekat rumah bersama sahabat SMP, aku ingat bayarnya masih Rp. 750,-. Yes kalian ga salah, waktu itu harga2 barang masih murah karena belum masuk masa krismon.
Film Hero disutradarai oleh Corey Yuen, dan diperankan oleh aktor besar seperti Takeshi Kaneshiro (Ma Wing Jing), Yuen Biao (Bos Tam See), Yuen Wah (Ma Tai Cheung), Jessica Hsuan (Kam Ling Tze), Valerie Zhow (Yam Yeung Tiem).
Film Hero waktu itu masuk ke Indonesia dengan judul "Boxer From Shandong" dan setelah aku cek, ternyata memang benar bahwa film ini meruopakan remake dari film klasik HongKong dengan judul yang sama.
Kedatangan di Shanghai
Kisah Hero bermula dari dua bersaudara Ma Wing Jing dan Ma Tai Cheung yang pindah dari Shandong ke Shanghai untuk nencari kehidupan yang lebih baik. Mereka pergi dengan kereta ekonomi yang situasinya yah mungkin seperti kereta api di India saat kini =D. Sesampainya di Shanghai, mereka tiba di Kota Waitan, dan menyadari susahnya mencari pekerjaan. Mereka akhirnya diterima menjadi kuli panggul. Satu ketika, Jing melihat kereta kuda mewah dan bertanya siapa yang memilikinya. Rekannya memberitahu bahwa itu adalah kereta kuda Bos Tam See. Pada masa itu, Shanghai dikuasai oleh dua kelompok gangster.:
- Bos TamSee dibeking Polisi Inggris.
- Yang Shuang dibeking Polisi Lokal.
Mungkin sudah jodoh yah, Jing berkesempatan bertemu dengan Bos Tam See, dan Bos Tam See ingin menguji karakter Jing dengan memberikan dia uang koin 1 Dollar.
Harga diri Jing sebenernya cukup terinjak dengan ujian ini, namun mengingat susahnya mencari duit dia berusaha mengambil uang tersebut, tapi Tam See menendang nya, dengan refleks yang bagus dari Jing, dia bisa menangkisnya. Tam See kemudian menantang Jing agar dia bisa mengambil jam milik Tam See dan menjanjikan pekerjaan yang lebih baik untuk Jing. Akhirnya Jing bertarung dengan Tam See dan hasilnya seri, Jing pun mendapatkan respek dari Tam See.
Jing Pemegang kekuasaan selanjutnya
Tam See memiliki klub di kawasan Spring Lake yang dikelola oleh kekasihnya, yaitu Yam Yeung Tiem. Di sini Jing bertemu juga dengan penyanyi klub yaitu Kam Ling Tze dan mulai suka kepadanya.
Di tengah acara, datang 4 orang geng kapak Waitan membuat onar, Jing yang kebetulan disini membantu melindungi klub.
Tam See yang mendengar hal ini sangat senang dan memberikan kawasan Speing Lake untuk dikelola oleh Jing, dan dia ingin mundur dari dunia gengster untuk mencari ketenangan. Dia meninggalkan semuanya, termasuk juga Yeung Tiem. Yeung Tiem sebeneranya merana karena ditinggal pergi Tam See, dia benci dan mulai menghasut Jing untuk merebut wilayah Yang Shuang. Karena Jing masih idealis dan naif, dia juga ingin mendapat wilayah nya sendiri- bukan wilayah pemberian Tam See, dia melakukan penyerangan wilayah Yang Shuang dan merebut sekitar 3-4 wilayah Yang Shuang, tentu saja ini memantik kemarahan Yang Shuang dan menganggap Jing sebagai ancaman. Yang Shuang diam2 bekerja sama dengan Yeung Tiem untuk menyingkirkan Jing.
Penyergapan terhadap Jing
Dalam satu malam, Yeung Tiem bertengkar dengan Jing dan keluar dari kediaman nya, untuk memancing agar Jing mengikuti dirinya. Ketika Jing keluar untuk mengejar Yeung Tiem sendirian, ia disergap oleh kelompok Yang Shuang dan polisi lokal. Dia cedera parah dan jatuh ke laut. Tam See yang mendengar kabar ini segera menyusul dan ingin membantu sahabat barunya. Tapi, karena sendirian Tam See kalah, kedua kakinya ditembak dan dia dipenjara. Disini Yeung Tiem baru sadar bahwa dia dipermainkan oleh Yang Shuang, dan dia harus kehilangan klub spring lake.
Pembalasan Tam See & Ma Wing Jing
Jing yang terluka, ternyata ditemukan oleh Ling Tze dan Kakaknya, bersama dengan Tai Cheung mereka berempat tinggal di atas perahu agar tidak ditemukan oleh Yang Shuang dan anak buahnya. Ketika sudah sadar dan merenungi kesalahannya, Jing ingin mencari Tam See untuk menyelamatkannya dari hukuman mati. Bersama sama, Jing dan Tam See muncul di perayaan Yang Shuang yang saat itu ingin menjadi walikota dan berhasil membunuhmya. Namun, ini juga diikuti dengan kematian Tam See. Sebelum meninggal, Tam See meninggalkan surat di saputangan kepada Jing untuk diberikan kepada Yeung Tiem, yang berisi penyesalan dan keinginan yang tak bisa dipenbuhi tentang memulai kembali hubungan yang baru.