Rabu, 23 April 2014

Agama terbaik

Mungkin diantara kalian sudah pernah/bahkan sering mendapatkan sepenggal kisah berikut.  Namun, saya ingin share kembali sebagai pengingat kita dalam menjalankan kehidupan beragama di masyarakat.

AGAMA TERBAIK.

Seorang ahli dari "The Theology Of Freedom" dari Brazil bernama Leonardo Boff bertanya pada Dalai Lama pemimpin umat Buddha dari Tibet : "Yang Mulia, agama apa yg terbaik?" Leonardo Boff menduga bahwa Dalai Lama akan menjawab : "Agama Buddha dari Tibet". Ternyata sambil tersenyum, Dalai Lama menjawab : "Agama terbaik yaitu agama yg membuat anda menjadi orang yang lebih baik". Sambil menutupi rasa malu karena punya dugaan kurang baik tentang Dalai Lama, Leonardo Boff bertanya lagi : "Apakah tanda agama yg membuat kita menjadi lebih baik?" Jawaban Dalai Lama : "Agama apapun yang bisa membuat anda lebih welas asih, lebih berpikiran sehat, lebih objektif & adil, lebih menyayangi, lebih manusiawi, lebih punya rasa tanggung jawab, lebih beretika. Agama yang punya kualitas seperti di atas adalah agama terbaik". Leonardo Boff terdiam sejenak &  terkagum² atas jawaban Dalai Lama yang bijaksana & tidak dapat dibantah. Selanjutnya, Dalai Lama berkata, "Tidak penting bagiku, apa agamamu. Tidak peduli anda beragama atau tidak. Yg betul² penting bagi saya adalah perilaku anda di depan kawan² anda, di depan keluarga, di lingkungan kerja & dunia".

Dan, bagaiman kehidupan beragama di Indonesia saat ini? Silahkan beri penilaian sendiri..

Rabu, 16 April 2014

Krisis moral di Indonesia


Indonesia sudah mendeklarasikan kemerdekaanya sejak 1945, namun saat ini negara kita masih belum bisa dibilang maju - bahkan masih terbelakang, ya terbelakang dalam hal pola pikir. 
Contohnya kerap kali kita lihat di media TV atau berita internet; kriminalitas, penghakiman massa, sadistic, egoistic, korupsi dan koruptor pejabat, intoleransi perbedaan, sex abuse anak di bawah umur.  Hal ini, sangat dipengaruhi tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang masih rendah, pun pendidikan moral di sekolah hanya sebatas teori, hapalan yang tidak pernah dipraktekkan oleh para muridnya. Agama yang seharusnya berfungsi menyeimbangkan tingkah laku manusia adakalanya menjadikan manusia fanatik dan semakin tidak toleran kepada pemeluk agama lain.

Contoh yang marak di perbincangan sosial media kali ini (April 2014), kasus wanita muda yang tidak memberikan tempat duduk kepada Ibu Hamil di dalam kereta api KRL.  Kurangnya empati, pengertian, dan sikap keegoisan menyebabkan hal seperti ini, bahkan mengutip media Kompas bukan hanya perlakuan ke ibu hamil, tapi juga ke wanita yang sudah lanjut dan ibu dengan anak yang masih kecil. Gejala ini disebut seorang Ibu sebagai "Wanita muda yang tidak memiliki empati". 
 

Isu hangat selain itu tentu saja soal pelecehan seksual di International School - JIS yang cukup membuat sebagian dari kita marah, dan sangat disesalkan peristiwa itu terjadi di sekolah elit. 
 
Apa yang salah dengan negara kita? Selain pendidikan rendah, saya rasa salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah "Character Building".  Tidak ada pendidikan character building yang intensif, dilakukan di sekolah sejak anak memasuki bangku sekolah.  Saya sempat merasakan mata kuliah Character Building, dan saya rasa materi tersebut seharusnya mulai ditanamkan kepada generasi muda sejak usia dini, sehingga membentuk manusia yang berkualitas dan berintegritas tinggi. 
 

Perubahan memang tidak bisa instan, tapi tanpa langkah awal, kita tidak akan kemana-mana dan semakin tertinggal dari negara lain, let's make a better Indonesia!