Rabu, 28 Mei 2025

Review film Hero 1997 - Boxer From Shandong

Hi, kali ini aku ingin mereview sebuah film lama berjudul Hero, film ini pernah tayang di bioskop Indonesia sekitar tahun 1997-1998 an.  Waktu itu aku nonton di Bioskop dekat rumah dan harga tiketnya Rp. 750,-. Yes kalian ga salah, 750 rupiah !.

Film Hero disutradarai oleh Corey Yuen, dan diperankan oleh aktor besar seperti Takeshi Kaneshiro (Ma Wing Jing), Yuen Biao (Bos Tam See), Yuen Wah (Ma Tai Cheung), Yuen Tak (Yang Shuang), Jessica Hsuan (Kam Ling Tze), dan Valerie Zhow (Yam Yeung Tiem).

Film Hero waktu itu masuk ke Indonesia dengan judul "Boxer From Shandong" dan setelah aku cek, ternyata memang benar bahwa film ini meruopakan remake dari film klasik HongKong dengan judul yang sama.  

Berangkat ke Shandong

Dimulai pada tahun 1898 di Shandong, situasi kacau karena kolonialisasi asing, dan posisi pemerintah yang lemah membuat rakyat menderita & tidak dapat hidup dengan layak.  Tersebutlah dua saudara Ma Wing Jing dan Ma Tai Cheung yang ingin pindah ke Shanghai demi kehidupan yang lebih baik.  Mereka pergi dengan mencegat kereta batubara dan menaikinya secara ilegal. Orang-orang rela mempertaruhkan nyawa menaiki kereta ilegal ini demi bisa keluar ke Shanghai. 

Sesampainya di Shanghai, mereka tiba di Kota Waitan.  Waitan adalah kota modern dan pusat kolonial Inggris waktu itu.  Waitan (dikenal sebagai The Bund oleh bangsa Barat) adalah jalan tepi sungai Huangpu di Shanghai, yang menjadi pusat ekonomi dan simbol kekuatan kolonial asing, terutama: Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis (meski konsesi Prancis terpisah dari International Settlement).

Jing dan Cheung menyadari susahnya mencari pekerjaan, akhirnya mereka bekerja menjadi kuli panggul di pelabuhan.  Satu ketika, Jing melihat kuda mewah dan bertanya ke saudaranya, siapa pemilik kida itu? Cheung  memberitahu bahwa itu adalah kereta kuda Bos Tam See.  Pada masa itu, Shanghai dikuasai oleh dua kelompok besar gangster.:

- Bos TamSee dibeking Polisi Inggris.

- Yang Shuang dibeking Polisi Lokal.

Jing sangat kagum dengan keindahan kuda di depan matanya, dia ingin membelai kuda tersebut tetapi dimarahi oleh penjaga kuda tersebut dan mengatakan bahwa dia lancang, saat pengawal ingin memberi pelajaran kepada Jing, ternyata ada Bos Tam See di dekat kereta kuda.  Mendengar dialek Shandong, Tam See menengok dan mendekat ke arah Jing.  Inilah yang disebut jodoh, Bos Tam See tertarik dan ingin menguji karakter Jing dengan memberikan dia uang koin 1 Dollar.  

Saat Jing ingin mengambil uang tersebut, tapi Tam See menendang nya, dan mengatakan "Jangan rendahkan dirimu untuk uang 1 Dollar" konon, orang jaman dulu berkata jika kita tidak merendahkan diri, kelak kita akan lahir sebagai pahlawan.  Tam See kemudian menantang Jing agar dia bisa mengambil jam milik Tam See dan menjanjikan pekerjaan yang lebih baik untuk Jing.  Akhirnya Jing bertarung dengan Tam See dan hasilnya seri, Jing pun mendapatkan respek dari Tam See saat itu dan menawarkan nya untuk datang ke Spring Lake, sebuah klub milik Tam See.

Bermain ke Spring Lake bertemu kekasih idaman dan menyelamatkan Bos Tam See

Jing mengajak kakaknya pergi ke Spring Clube, untuk mencari hiburan.  Dengan baju pinjaman teman Cheung, mereka berdua masuk ke dalam club dan menikmati momen bahagia orang kaya jaman itu.  Jing berkenalan juga dengan penyanyi klub, Kim Ling Tze dan mulai suka kepadanya.  







Di tengah acara, datang 4 Raja Geng Kapak Waitan, yang bekerja kepada Yang Shuang yang ingin merebut wilayah atas suruhan Yang Shuang.  Jing yang sedang ada di klub, secara reflek membantu Kakaknya, tapi ternyata dia salah menarik tangan dimana ternyata yang diselamatkannya adalah Kim Ling Tze si penyanyi klub.  Momen ini makin menguatkan perasaan Jing kepada Kim Ling Tze. Malam itu, Jing berhasil menjaga Spring Club dan mengsir 4 raja kapak. 

Pertemuan Bos Tam See dan Bos Yang Shuang di restoran Green Lotus

Tam See menemui Kepala Inspektur Xu dan mengeluhkan penyerangan yang dilakukan anak buah Yang Shuang ke Spring Club, dan menuntut Inspektur Xu agar menyelesaikan masalah mereka dan menegaskan bahwa polisi akan rugi jika mereka berpihak kepada Yang Shuang. Akhirnya Yang Shuang dan Tam See setuju untuk bertemu dalam restoran Green Lotus.

Pertemuan di Green Lotus sebenarnya diharapkan agar Tam See dan Yang Shuang dapat melakukan penyelesaian konflik secara diplomatik.  Tapi pertemuan itu berubah menjadi momen penuh ketegangan, karena: Yang Shuang menunjukkan dominasi dan sikap meremehkan.  Polisi datang dan membantu mengeluarkan Yang Shuang, sedangkan anggota Yang Shuang mengepung dan mengeroyok Tam See.

Flashback sekilas, sebelum pertemuan terjadi, Jing membuat janji temu untuk kencan dengan Kim, demi janji kencan itu, Jing dan Cheung merampok dua pria bule, yang mana hal ini mengakibatkan mereka berdua ditangkap polisi di malam hari sebelum Jing berkencan dengan Kim.  Di kantor polisi, Jing yang mendengar berita pertemuan Tam See dan Yang Shuang merasakan feeling tidak enak.  Dia memukul polisi yang bertugas dan kabur menuju restoran Green Lotus.  Dan ops, Jing lupa dengan janji kencannya dengan Kim Ling Tze.

Ma Wing Jing datang di saat Tam See kepepet, dan berhasil membantu nya meloloskan diri. Karena aksi penyelamatan ini, Tam See memberikan Spring Lake untuk dikelola oleh Jing, sedangkan Tam See sendiri memang ingin pensiun dan hidup tenang.

Saat itu paman Kim dan Kim Ling Tze dipecat dari Spring Lake, Yeung Tiem jadi semakin dekat dengan Jing. Yeung Tiem mulai menghasut Jing untuk mengambil wilayah Yang Shuang dengan membohongi Jing dengan mengatakan banyak wilayah bisnis yang tidak dimilki.  

Jing merebut 6 wilayah Yang Shuang, hal ini tentu saja membuat murka Yang Shuang dan berjanji, bahw Jing akan membayar ini semua dengan bunganya.  Jing bekerja sama dengan Geng lain, dan juga bekerja sama dengan Yeung Tiem untuk menyudutkan Jing.

Penyergapan terhadap Jing

Dalam satu malam, Bos Tam See menemui Jing dan mengatakan bahwa apa yang dia lakukan itu berbahaya.  "Kau boleh punya tujuan besar, tapi jangan lupa jati diri, itu seperti menggali kuburanmu sendiri", kata Bos Tam See kepada Wing Jing. Setelah Tam See pulang, Yeung Tiem bertengkar dengan Jing dan Yeung Tiem keluar dari kediaman nya.  Jing pergi mengikuti Yeung Tiem sendirian dengan kuda milik Tam See. 

Di tengah jalan, kuda Tam See mendadak terdiam dan tidak mau melanjutkan, ternyata sang kuda tau bahwa ancaman sudah ada di depan mata.  Wing Jing disergap oleh kelompok Yang Shuang dan polisi lokal.  Dia cedera parah dan jatuh ke laut.  

Tam See yang mendengar kabar pengeroyokan segera menyusul dan ingin membantu sahabatnya.  Tapi, karena sendirian Tam See kalah, kedua kakinya ditembak, dia dipenjara. Yeung Tiem baru sadar bahwa dia dipermainkan oleh Yang Shuang, dan dia harus kehilangan Klub spring lake.  

Pembalasan Tam See & Ma Wing Jing 

Jing yang terluka, ternyata ditemukan oleh Kim Ling Tze dan pamannya, bersama dengan Tai Cheung mereka berempat tinggal di atas perahu agar tidak ditemukan oleh Yang Shuang dan anak buahnya. Untuk membantu pemulihan lukanya, Kim Ling Tze punya ide agar Jing cepat pulih, dia ingin agar Jing bisa memulai hidup baru dan melihat dunia lebih baik lagi.  Mereka membohongi Jing dengan mengatakan hal konyol seperti : 

- Bos Tam See menjadi kepala sekolah

- Yang Yeung Tiem menjadi Pendeta berilmu tinggi

- Yang Shuang menjadi penyanyi pendatang baru dengan penghargaan besar, 4 raja kapak menjadi penarinya.  Namun Yang Shuang tewas diinjak2 saat konser di HeilongQiang.

- Tai Cheung menikahi Xiao Kim

Namun akhirnya Tai Cheung mengungkapkan semua kebohongan tersebut.  Satu ketika, Yeung Tiem ke pelabuhan dan menemukan bahwa Jing masih hidup.  Dia memberitahu bahwa Tam See akan dieksekusi bersamaan dengan pelantikan Yang Shuang menjadi wali kota Shanghai.  

Di hari pelantikkan, Yeung Tiem menemui Yang Shuang untuk mengucapkan selamat dan mengatakan bahwa Wing Jing masih hidup.  Shuang mengutus bawahannya untuk menangkap dan membuhun Jing dan Yeung Tiem.  Di perahu, ternyata polisi Inggris sudah bersembunyi dan menangkap anak buah Yang Shuang.

Bersama sama, Jing dan Tam See muncul di perayaan Yang Shuang yang saat itu ingin menjadi walikota dan berhasil membunuhmya.  Namun, ini juga diikuti dengan kematian Tam See.  Bos Tam See meninggal dengan heroik, dengan posisi tegak di atas tangga.  Sebelum meninggal, Tam See meninggalkan surat di saputangan kepada Jing untuk diberikan kepada Yeung Tiem, yang berisi penyesalan dan keinginan yang tak bisa dipenbuhi tentang memulai kembali hubungan yang baru. 

Wing Jing, Kim Ling Tze dan Tai Cheung memutuskan untuk meninggalkan Shanghai demi keamanan karena situasi perebutan antar geng yang memanas di Shanghai. dari kereta, Wing Jing melihat tepian sungai Huang Pu dan berkata "Tepi sungai Huang Pu berwarna keemasan, seperti emas batangan yang banyak diidamkan semua orang.".